Festival Desa Cerita Rasa pertama tahun 2022 telah terlaksana dengan baik pada Sabtu, 30 Juli 2022 mulai pukul 12:00 hingga 21:00 wita. Kegiatan ini mendapat tanggapan yang sangat positif dari lapisan masyarakat Tukadaya dan sekitarnya, termasuk dari media. Sebagai sebuah rintisan festival di pedesaan untuk merayakan cerita, cita rasa, dan mempromosikan kepedulian lingkungan, budaya, dan kemanusiaan, semangat cerita rasa akan dijaga untuk dapat hadir kembali pada tahun 2023.
Seluruh rangkaian acara berjalan dengan baik sebagaimana daftar acara yang telah direncanakan yaitu; Presentasi Kuliner, Pelatihan Fotografi, Belajar Melukis , Pentas Cerita dan Pemutaran Film. Publikasi di media online dapat diakses di nusabali.com, balebengong.id, tatkala.co dan sebagainya, yang bisa ditemukan di pencarian Google dengan kata kunci “festival tukadaya” atau “cerita rasa festival 2022”
Presentasi Kuliner Pembuatan Minyak Kelapa.
Keberadaan lontong serapah sudah mulai jarang ditemukan di Jembrana. Hal ini disebabkan oleh sudah jarangnya pembuatan minyak kelapa tradisional dilakukan oleh masyarakat setempat. Seperti kita tahu, minyak kelapa sudah di gantikan oleh minyak sawit kemasan. Dalam kegiatan ini kami memperkenalkan dan melibatkan anak-anak dalam proses awal pembuatan minyak kelapa.
Pelatihan Fotografi, Memotret Tanpa Kamera.
Kamera sudah lekat dengan remaja kita, karena setiap smartphone sudah dilengkapi dengan kamera yang bagus. Hal itu mendorong pelaksanaan pelatihan fotografi bagi remaja, guna memperkenalkan dasar-dasar fotografi, memperkenalkan profesi fotografer dan bagaimana usaha foto & video itu berjalan. Kegiatan ini diikuti oleh delapan peserta, dimana 85% peserta berasal dari desa Tukadaya.
Melukis Bersama
Menggambar bersama diikuti oleh tidak kurang dari tiga puluhan anak. Mereka datang dari beberapa banjar di Desa Tukadaya, dan ada juga dari desa sekitarnya. Program melukis ini merupakan ruang bermain dan belajar bagi anak-anak. Kegiatan ini, lebih ditujukan sebagai momen beraktivitas bersama, baik itu kerjasama antar anak-anak dan juga pendampingan oleh orang tua. Kegiatan melukis ini, ditemani seniman rupa asal Tukadaya, Wayan Wasudewa (WSDW).
Pentas Cerita.
Mesatua atau mendongeng merupakan pola penanaman nilai-nilai kehidupan yang sangat penting di dalam keluarga. Menampilkan Ayu Nila yang membaca cerita dari buku karya Made Taro, dan Melany yang mendongeng tentang balas budi semut pada burung merpati.
Program ini ditujukan untuk memancing kembalinya minat orang tua bercerita atau mendongeng untuk anaknya. Yang juga semoga dapat meningkatkan minat baca di dalam keluarga-keluarga pedesaan.
Pemutaran Film.
Film yang diputar @ItsDekRaaa karya Made Suarbawa, Pekak Kukuruyuk karya Agung Yudha, dan Besok Saya Tidak Masuk Sekolah karya Oka Sudarsana.
Malam itu, puluhan orang memadati halaman Rumah Baca Bali tersenyum untuk menyaksikan wajah anak mereka, tetangga, dan alam desanya tampil di layar lebar. Ada sentuhan rasa yang berbeda dalam tatapan mata mereka.
Harapan dan Terimakasih
Kami segenap pengasuh Rumah Baca Bali Tersenyum mengucapkan terimakasih atas dukungan semua pihak dan berharap bahwa kegiatan rintisan ini akan bisa kita lakukan kembali sebagai sebuah kegiatan bersama. Bersama-sama kita akan mebangun ruang untuk saling mendengar, merasakan, berbagi dan mendokumentasikan cerita, rasa dan peristiwa. Sampai jumpa lagi tahun 2023.